Tentang Ed Stafford, Pengalaman dan Kariernya Hingga di Marooned With Ed Stafford


Tentang Ed Stafford, Pengalaman dan Kariernya Hingga di Marooned With Ed Stafford

Jika Kamu penggemar acara bertema petualangan pasti tahu siapa Ed Stafford. Ia tampil dalam acara Marooned With Ed Stafford, Sebuah acara tentang bertahan hidup di Alam terbuka tanpa makanan dan pakaian.

Ed Stafford, 38, lahir di Peterborough dan dididik di Stoneygate School, Leicester,  Uppingham di Rutland, dan di Newcastle University. Dia kemudian meraih posisi di the prestigious commissioning course at the Royal Military Academy Sandhurst , dan ditugaskan sebagai perwira Angkatan Darat Inggris pada bulan Juli 1999.

Ed melanjutkan untuk memimpin peleton di Devonshire dan Dorset Resimen yang memberikannya medali Irlandia Utara pada tahun 2000 untuk tur dari Crossmaglen, Armagh Selatan.
Tahun tahun paling bahagia didunia Militer dihabiskan Ed sebagai instruktur di RTC Lichfield di mana ia mengawasi beberapa ratus rekrutmen melalui pelatihan dasar, sebelum akhirnya pensiun dari militer sebagai kapten pada tahun 2002.
Tentang Ed Stafford, Pengalaman dan Kariernya Hingga di Marooned With Ed Stafford

Setelah meninggalkan militer, pengalaman dan kemampuannya ia gunakan sebagai pemimpin ekspedisi  amal Trekforce. Dia memimpin kelompok relawan di masyarakat dan konservasi ekspedisi ke hutan Belize, Guatemala dan Kalimantan.
Ed melihat kesempatan untuk memperluas pengalamannya ketika Amerika Serikat menginvasi Afghanistan setelah 9/11. Ed mengambil posisi sebagai kontraktor PBB yang menasihati pekerja pemilu PBB tentang perencanaan, logistik dan masalah keamanan selama pemilihan presiden.
Kembali ke ekspedisi, Ed mengambil tantangan baru ia menyiapkan ekspedisi ekstrim dalam cuaca dingin di Patagonia, Argentina, untuk perusahaan ekspedisi GVI. Ed adalah Direktur Program di Argentina, melaksanakan proyek-proyek penelitian ilmiah dan Northern Ice Cap melintasi di Chile.
Pada tahun 2007, Ed ditawari pekerjaan dengan BBC Satuan Sejarah Alam. Ed dikontrak untuk terbang ke Guyana dan mengelola pembangunan base camp syuting di jantung hutan hujan. Ia menjadi manajer logistik kamp ketika kru film tiba sembilan minggu kemudian untuk film Lost Land of the Jaguar di mana Ed muncul sebentar di film itu.

Program pertama Ed dengan Discovery, adalah tentang perjalanannya melintasi Amazon, ia melakukan sebuah perjalanan 860-hari di sepanjang Sungai Amazon. Ini adalah hutan ekspedisi terpanjang yang pernah ia jajal, dan pertama kalinya dalam sejarah. Ia mendapat Guinness World Record dan menjadi berita utama di seluruh dunia. Sebagaimana telah diketahui bahwa mustahil selamat di tengah hutan Amazon dengan lingkungan yang keras dan Hewan yang buas serta serangga yang mematikan. Disini Ed mempunyai kemampuan bertahan hidup yang sangat mengagumkan. Sir Ranulph Fiennes menggambarkannya sebagai "Truly Amazing ... di liga atas ekspedisi dulu dan sekarang." Ini mengalihkan fokus Ed dari mengelola dan memimpin tim di lingkungan yang berbahaya untuk menggunakan keterampilan ekspedisinya untuk mendidik masyarakat tentang masalah lingkungan, dan menginspirasi orang lain untuk mencapai yang tampaknya mustahil.

Tentang Ed Stafford, Pengalaman dan Kariernya Hingga di Marooned With Ed Stafford
Ed Stafford. Doc.Wikipedia

Seri kedua Ed dengan Discovery adalah Naked and Marooned, Ed mendorong batas kemampuan bertahan hidupnya  lebih jauh, menghabiskan 60 hari di sebuah pulau dengan hanya tangan kosong untuk membuatnya tetap hidup. Sekarang ia mengambil tantangan baru dengan berekspedisi ke daerah daerah yang dianggap paling misterius di bumi.

Dalam sebuah serial yang berjudul Marooned with Ed Stafford, Ed memperlihatkan bagaimana cara untuk bertahan hidup dengan hanya berbekal sebuah telepon darurat, peralatan medis, dan kamera untuk merekam petualangan pribadinya. Ed mengatakan bahwa serial tersebut bukan hanya tentang upaya bertahan hidup, tetapi juga memperlihatkan bagaimana manusia menembus batas kemampuannya.

"Apa yang saya lakukan bukan hanya sekedar bagaimana bisa bertahan hidup ketika Anda terdampar, tetapi soal menembus batas kemampuan manusia yang awalnya pun saya ragukan," ujar Ed Stafford dalam sebuah wawancara via telepon dengan salah satu channel berita terbesar Indonesia.

Ed Stafford yang merupakan lulusan Newcastle University juga mengatakan bahwa setiap episode yang telah dijalaninya juga memberikan pembelajaran berharga bagi dirinya, khususnya tentang kelangsungan hidup, pertahanan fisik, dan sikap inspiratif untuk tetap berpikir positif serta fokus. Ed mengatakan bahwa empat komponen yang diperlukan untuk bertahan hidup adalah air, api, makanan, dan tempat tinggal.
Tentang Ed Stafford, Pengalaman dan Kariernya Hingga di Marooned With Ed Stafford

"Jika tarik garis besar bertahan hidup, ada empat hal penting untuk kebutuhan hidup Anda selama menjalaninya, yaitu air sebagai prioritas pertama, makanan, api, dan tempat tinggal," ujar Ed Stafford.

Ia pun menceritakan salah satu tantangan terberat selama menjalani program Marooned adalah ketika berada di Gurun Gobi, bagian selatan Mongolia. Hal tersebut dikarenakan Ed sangat kesulitan untuk menemukan air, ketimbang berada di hutan dan ia harus memeras cairan yang berasal dari tumbuhan.

"Salah satu tantangan terberat yang pernah saya alami adalah ketika mengalami kesulitan mendapatkan air di Gurun Gobi karena air merupakan komponen terpenting untuk bertahan hidup," jelas Ed.

"Selain empat prioritas tersebut, saya juga melakukan meditasi sebelum didamparkan karena kegiatan itu membantu saya untuk tetap berpikir positif," ujar Ed.

Proses pengambilan gambar berlangsung di lokasi terpencil, mulai dari Gurun Gobi yang kering dan berbatu di Mongolia hingga hutan tropis Guatemala dan padang rumput Namibia, perbukitan Andes di Patagonia, Argentina serta Pulau Coron yang indah di Filipina. Setiap lokasi menghadirkan ujian yang unik dan mematikan, menampilkan Ed yang bukan hanya berusaha bertahan hidup, tetapi juga berhasil menghadapi tantangan di beberapa lingkungan paling ekstrim di dunia.

Di musim kedua ini, Marooned untuk pertama kalinya akan menayangkan pengalaman Ed bertahan di musim dingin, yang akan membawa lebih banyak tantangan bagi petualang tersebut. Setelah menjadi manusia pertama yang berjalan di sepanjang Sungai Amazon selama 860 hari, dan menghabiskan 60 hari sendirian dengan hanya berbekal kamera di pulau terpencil , Ed kembali lagi, menghadang bahaya sembari membuktikan bahwa ia bisa menyusun cara bertahan hidup dalam lingkungan apapun.
(Sumber: Discovery UK. Liputan6)

Posting Komentar

0 Komentar